Halaman

Senin, 10 Juni 2013

Tuntunan Cara Berwudhu Menurut Sunnah Rasulullah

Bismillaah...

Dalam surah Al-Maidah ayat 6 artinya : 

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. 

Itulah salah satu surah dalam Al-Qur'an yang memerintahkan umat Islam untuk berwudlu.


Tuntunan Cara Berwudhu Menurut Sunnah Rasulullah, yaitu :


1. Niat dan Basmalah

 Niat berwudlu di dalam hati, tanpa dilafadzkan.

Membaca Bismillaah. Rasulullah bersabda, "Tidak sempurna wudhu seseorang yang tidak membaca basmallah". (HR. Ahmad, hasan.

Namun jika seseorang lupa, maka tidak perlu mengulangi wudhunya.


2. Mencuci Kedua Tangan

Mencuci kedua telapak tangan 3x sebelum memulai wudhu, dan menyela-nyela diantara jari jemari kedua tangan. (HR. Abu Daud, shahih)


3. Berkumur

Berkumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq) dengan telapak tangan kanan,  lalu mengeluarkannya (istinyar) dengan tangan kiri. Dikerjakan hingga 3x dengan 3x cidukan telapak tangan. (HR. Bukhari dan Muslim)


4. MembasuhWajah

Membasuh wajah 3x. Luas wajah dimulai dari telinga kanan hingga telinga kiri,sedang panjangnya adalah mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga ke bawah jenggot dan dagu.


5. Membasuh Tangan

Membasuh tangan kanan 3x, dari ujung jari hingga siku, sambil menggosok-gosokkan lengannya dan menyela-nyela jari. Setelah itu ganti tangan kiri, sebagaimana yang dikerjakan pada tangan kanan.


6. Mengusap Kepala

Mengusap kepala sekali. Caranya, kedua tangan dibasahi dengan air lalu diusapkan ke kepala, dimulai dari bagian depan (awal tumbuhnya rambut) kemudian ditarik ke belakang sampai ke tengkuk, lalu dikembalikan ke tempat permulaan. Setelah itu, kedua jari telunjuk dimasukkan ke dalam telinga, sedangkan kedua ibu jari diusapkan  pada bagian luarnya.


7, Membasuh Kaki

 Membasuh kaki kanan 3x, dari ujung jari hingga mata kaki ; mata kaki ikut terbasuh. Diperintahkan menyela-nyelai antara jari jemari.

Semoga Manfaat ya sobat ^^

Sabtu, 08 Juni 2013

Tata Cara Mandi Wajib Ba'da Haid

Bismillaah...

Dalam pandangan agama Islam, haid adalah sesuatu yang najis dan akan menjadi penghalang para wanita dalam melaksanakan ibadah sholat dan puasa. Oleh sebab itu maka setelah selesai haid seorang wanita harus bersuci dengan cara yang lebih dikenal dengan sebutan mandi wajib haid.

 
Aturan pelaksanaan dan tata cara mandi wajib setelah haid harus disesuaikan dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dalam hal ini dilaksanakan sesuai dengan yang diriwayatkan pada hadits oleh Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haidh, maka beliau bersabda:

"Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah" maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: "Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu)."

 
Tata cara mandi wajib yang paling baik adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, yaitu :

1. Membaca bismillah sambil berniat untuk membersihkan hadas besar .

2. Membasuh tangan sebanyak 3 kali.

3. Membasuh alat kelamin dari kotoran dan najis.

4. Mengambil wudhu sebagaimana biasa kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.

5. Membasuh keseluruhan rambut di kepala.

6. Membasuh kepala berserta dengan telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.

7. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.

8. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.

9. Menggosok bagian-bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.

10. Membasuh kaki.

Begitulah tata cara dalam mandi wajib , semoga bermanfaat  ^^

Ibadah Muamalah bagi Perempuan Haid

Bismillaah...

Muamalah yaitu interaksi atau hubungan timbal balik.

Manusia melakukan hubungan timbal balik dengan empat pihak : 

1.Dengan Allah

2.Sesama manusia 

3.Lingkungan

4.Dirinya sendiri

Semakin baik dan harmonis hubungan itu, semakin baik pula keberagamaan seseorang. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam “Ad-din al-muamalah (Keberagamaan adalah muamalah)”.

Beberapa ibadah muamalah yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan yang tengah haid, diantaranya :


1.Berbakti kepada Kedua Orangtua (Birrul Walidain)

Allah telah mengingatkan kepada anak supaya berlaku baik terhadap orangtua. Dia mengaitkan hal itu dengan mengesakan Allah dan larangan menyekutukan-Nya.

Ketaatan kepada Allah ditandai dengan ketaatan kepada kedua orangtua.

 Karena Nabi bersabda, “Ridha Allah diperoleh melalui ridha orangtua, dan kemurkaan Allah ada dalam kemurkaan orangtua” (HR At-Tirmidzi dari Ibn ‘Amr ibn Al-‘Ash)
 Birrul Walidain ini didahulukan daripada jihad. Abu Sa’id Al-Khudri berkata bahwa seorang lelaki dari penduduk Yaman berhijrah ke Madinah. Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah engkau mempunyai seorang saudara di Yaman?”. Ia menjawab, “Kedua orangtua saya.” Beliau bersabda, “Mereka mengizinkanmu?”. Ia menjawab, “Tidak.” Maka beliau bersabda, “Pulanglah dan mintalah izin kepada mereka. Kalau mereka  mengizinkanmu, berjihadlah. Tetapi kalau tidak, taatilah mereka


Berbuat baik kepada orangtua tetap wajib dilakukan  meskipun kedua orangtua kita kafir. Allah berfirman dalam surah Luqman ayat 15 artinya :

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 


2.Mengurus Rumah Tangga 

Perempuan meskipun berstatus sebagai wanita karier, tidak semestinya melupakan kodratnya sebagai ibu runah tangga. Firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 33 artinya: dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.....  Maksudnya: Isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
Peran seorang istri sebagai ibu rumah tangga yaitu menjadikan rumah sebagai sakan (tempat menenangkan dan menentramkan seluruh anggotanya).

Sebagai ibu, seorang istri adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, khususnya pada masa balita.

Mengurus rumah tangga merupakan takdir yang tidak semestinya dilupakan oleh seorang perempuan, meski ia berstatus wanita karier sekalipun. Sebab, seiring perkembangan zaman, banyak perempuan mulai melupakan hal ini. Jangan menduga bahwa Allah tidak memberikan ganjaran kepada perempuan yang mengurus rumah tangga.


3. Melayani Suami

Allah telah mewajibkan istri untuk menaati suami dalam segala hal, selama tidak terdapat pelanggaran ajaran agama dan kemaksiatan kepada Allah.

Rasulullah bersabda, “Tidak ada ketaatan kepada seorang makhluk untuk bermaksiat kepada Sang Khaliq”

Aisyah rodhiyallohu ‘anha berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Siapakah yang paling besar haknya atas seorang perempuan?’ Beliau bersabda, ‘Suaminya’. Aku berkata, ‘Lalu, siapakah yang paling besar haknya atas lelaki?’. Beliau menjawab, ‘Ibunya’ (HR Abu Daud)

Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Jika perempuan melaksanakan shalat lima waktu, menjaga kemaluannya, dan mematuhi suaminya, ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki” (HR Ibn Hibban).

Syariat Islam memerintahkan agar seorang istri memelihara amanah, diantaranya menjaga perasaan suami dengan cara tidak memasukkan laki-laki yang bukan mahramnya ke rumah ketika sang suami tidak ada, apapun motivasinya.


4.Bekerja 

Khusus untuk perempuan yang berstatus istri, ia harus mendapat izin terlebih dahulu suaminya. Seandainya ia bekerja tanpa izin suaminya, kewajiban suami untuk memberi nafkah dapat gugur.

Bekerja dengan niat menjemput rezeqi Allah, niscaya pekerjaan tersebut memiliki nilai ibadah di sisi Allah. Bagi perempuan yang tidak bekerja, dapat mengurus rumah tangga sebagai bentuk ibadah kepada Allah.


5.Shodaqoh

Abdul Aziz ibn Umair berkata, "Shalat mengantarkanmu menuju setengah perjalanan, puasa mengantarkanmu pada pintu kerajaan, dan sedekah memasukanmu ke dalamnya".

Ibn Rajab Al-Hanbali membagi sedekah yang sifatnya nonmateri menjadi dua :

Pertama, sesuatu kebaikan yang berpengaruh kepada orang lain.

Seperti mengajarkan ilmu yang bermanfaat, mengajarkan bacaan Al-Qur'an, menyelesaikan masalah yang mengganggu masyarakat.

Kedua, sedekah yang manfaatnya terbatas pada pelakunya. Misalnya, dzikir, berjalan ke masjid.

kepada mereka yang telah bersedekah, khususnya sedekah materi, Al-Qur'an mengingatkan dalam surah Al-Baqarah ayat 264 yaitu :
 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

6.Mengkaji Ilmu Agama

Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi banyak yang berbicara tentang kewajiban menuntut ilmu, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan.

Firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 9 

.....Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?".....

Rasulullah bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim dan Muslimah" (HR Thabrani).
7.Menghormati Tetangga

Secara fisik, keberadaan tetangga merupakan yang terdekat setelah keluarga.

Berlaku baik kepada tetangga menjadi salah satu tolak ukur keimanan kepada Allah dan Hari Akhir. Nabi bersabda "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya" (HR Al-Bukhari dan Muslim).


8.Menghormati Tamu

Dalam hadis, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya"  
 (HR Al-Bukhari dan Muslim).


9.Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 104 :
 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.