Halaman

Kamis, 06 Juni 2013

"Menjadi Orang Sukses"

 


*Apalah artinya kita menjalani hidup apabila tidak memiliki tujuan yang jelas karena semua itu tidak ada gunanya. Sebab hidup tanpa tujuan bagaikan sebuah pohon yang dihembus angin. Kemana angin berhembus ke situlah daun-daunnya melambai. Apabila hembusan angin sangat kencang maka dapat dengan mudah kekuatan pohon terkalahkan sehingga roboh. Begitulah gambaran hidup manusia di era yang serba tak terkontrol ini apabila tidak memiliki tujuan yang jelas.


 *Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, tentu memandang hidup sekedar tempat bersinggah sesaat. Sebab masih ada perjalanan yang lebih panjang yang menghadang di hadapannya. Dunia ini adalah alam yang berada pada urutan kedua dalam perjalanan manusia, setelah sebelumnya hidup di alam rahim, selama kurang lebih Sembilan bulan. Dunia yang sekarang kita tempati ini, paling lama seratus tahun akan kita tempuh. Tapi ukuran ini tidak baku, sebab kapan saja dan dimana saja, Allah akan berkenan memindahkan kita ke alam berikutnya yaitu alam kubur.


 *Bisa saja seorang baru sekali menghirup udara dunia ini, lalu Allah langsung memanggilnya. Ada juga yang sudah tua, tapi tidak sedikit yang masih muda, sehat wal’ afiat,punya karir bagus, kaya terhormat dan sedang jaya-jayanya, namun ketentuan Allah tidak bisa ditolak oleh manusia manapun. Kapan saja Allah mau, dicabutlah nyawa kita, dengan sebab tertentu ataupun tanpa sebab tertentu. Segala macam daya dan upaya yang kita lakukan, tidak akan mampu menolak apa yang telah Allah tetapkan.


  *Setelah melewati alam dunia ini, semua manusia akan mengalami banyak alam lainnya. Pilihan ada dua, mendapatkan kenikmatan atau kesengsaraan. Tapi memilihnya harus sejak sekarang ini, bukan pada saat kita sudah di alam lain nanti. Sebab alam dunia sekarang ini memang telah ditetapkan oleh Allah untuk dijadikan penentu pada tempat-tempat selanjutnya.


*Agar hidup kita semakin terarah dan mencapai tujuan maka patut kiranya kita menyelami tentang perkataan Imam Ghazali, dimana beliau membagi kehidupan terdapat empat golongan yaitu : Pertama, seorang hamba yang menuai sukses dunia dan akhirat. Kedua, seorang hamba yang menuai sukses di akhirat saja Ketiga, seorang hamba yang menuai sukses sekedar hanya di dunia Keempat, seorang hamba yang tidak sukses dunia dan akhirat (orang yang hidupnya nestapa dunia dan akhirat) 


*Dari empat golongan tersebut, kita sendiri yang dapat menentukannya apakah kita menjatuhkan pada pilihan pertama, kedua dan seterusnya. Hal ini akan didukung oleh kesadaran dan pengetahuan yang kita miliki. Seorang hamba bisa meraih kesuksesan di dunia dan akhirat sekaligus. Ialah orang yang menyadari kehidupan ini layaknya sandiwara yang penuh dengan senda gurau dan permainan. Allah berfirman: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. (QS. Al-An’am 6:32) 


 *Maka seorang muslim tidak boleh terperdaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Sangat penting bagi kita mempertimbangkan kepentingan akhirat dalam setiap aktivitasnya. Allah berfirman: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air hujan yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanam-tanaman yang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berfikir”. (QS. Yunus:24)  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar